KOMISI IX APRESIASI RUMAH SAKIT STROKE NASIONAL BUKIT TINGGI
Komisi IX DPR memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukit Tinggi sebagai rumah sakit pertama dan satu-satunya di Indonesia yang memberikan pelayanan khusus bagi pasien penderita stroke.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi IX Ahmad Nizar Shihab dan sejumlah anggota Komisi IX menanggapi paparan Direktur Utama RSSN Hadril Busudin tentang pengembangan RSSN dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX di Gedung DPR, Kamis (22/4)
“Komisi IX DPR memberikan apresiasi kepada RSSN Bukit Tinggi sebagai rumah sakit pertama dan pusat rujukan bagi pasien penderita stroke di Indonesia”, kata Ahmad Nizar Shihab.
Dijelaskan oleh Wakil Ketua Komisi IX dari F-PD, bahwa memang RSSN Bukit Tinggi diharapkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai rumah sakit rujukan nasional untuk Indonesia bagian Barat dan apa yang disampaikan RSSN Bukit Tinggi sudah menjadi pemikiran Kementerian Kesehatan.
Anggota Komisi IX dari F-PDIP Sri Rahayu menyatakan setuju dengan adanya pembangunan rumah sakit dimanapun berada diseluruh Indonesia dalam rangka untuk implementasi UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) .
“Namun perlu diingat bahwa tujuan pembangunan rumah sakit tersebut adalah untuk memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat”, terangnya.
Sri menyarankan dalam menyongsong SJSN dimana jaminan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat maka pengembangan RSSN ini program kedepannya lebih mengutamakan pelayanan kepada lapisan masyarakat yang kurang mampu dan perlu memperbanyak ruang rawat inap kelas 3.
Muhammad Iqbal Anggota Komisi IX dari F-PPP mempertanyakan apakah keinginan dari RSSN Bukit Tinggi menjadi rumah sakit rujukan dan pusat penelitian bagi penderita stroke di Indonesia sudah dibicarakan dengan Kementerian Kesehatan.
“ Jika tujuan dari RSSN adalah untuk membantu seluruh masyarakat, kami rasa pemerintah dan khususnya Komisi IX DPR mendukung sepenuhnya. Sehingga keberadaan RSSN menjadi harapan masyarakat Sumatera Barat dan propinsi lain secara umum”, terangnya.
Iqbal menyarankan agar terwujudnya RSSN Bukit Tinggi sebagai rumah sakit rujukan dan pusat penelitian perlu didukung SDM yang handal, sarana dan prasarana yang lengkap serta kualitas pelayanan pada pasien perlu ditingkatkan.
Sedangkan Itet Tridjajati Sumarijanto Anggota Komisi IX dari F-PDIP menyarankan perlu adanya promosi ke seluruh Indonesia yang menggaungkan RSSN Bukit Tinggi sebagai rumah sakit pertama dan satu-satunya di Indonesia.
“Bagaimana caranya itu, jangan sampai tujuan RSSN menjadi rumah sakit pertama dan satu-satunya tadi tenggelam dan sasaran yang diinginkan sampai ke negara tetangga tercapai”, kata Itet. (sc)